Jumat, 05 Februari 2010

Little Alya in Hogwarts (part 2)

GELAP

Aku tidak bisa melihat apapun

Aku tidak dapat merasakan tubuhku

Alya tidak dapat merasakan tubuhnya sendiri, tubuhnya semakin jauh jatuh kedasar danau, namun terdengar sayup-sayup mantra terlapazkan, namun ia tidak dapat memastikan apa bunyi mantra itu dan ditujukan pada siapa. Tubuhnya sudah tidak lagi dapat merasakan dinginnya air danau hitam seperti saat gadis dengan nama keluarga Gonzales itu pertama kali tercebur. tangan mungilnya mencoba mengepal sesuatu yang dapat ia jangkau, namun percuma
tubuhnya seperti tidak bertenaga

Billy...

Hanya nama itu yang mampu ia ucapkan dalam benaknya saat mata bundarnya hanya mampu melihat satu titik cahaya dari permukaan danau yang gelap, namun berlahan sinar itu mulai redup hingga pada akhirnya sinar itu tidak tampak. Sebelum sinar itu hilang, sepintas benak alya kembali pada saat pertama kali ia datang di hogwarts. Ransel kecil berwarna merah jambu tersemat punggungnya, koper kecil dengan warna senada ditangan kanannya, dan di tangan sebelah kiri terdapat sangkar yang tertutup dengan cover warna yang senada dengan pakayan putihnya dengan motif renda warna merah jambu. Tepat di pundak sebelah kanannya tersemat sesuatu yang berwarna hijau, mengkilat dan berlendir, yeah itulah Froogy.

Gadis kecil itu keluar dari kompertemenya dan berjalan mengikuti arus siswa siswi lainnya. saat itulah ia melangkahkan kaki pertamanya di Hogwarts. Pipi tembem dan mungil berwana merah sering menjadi santapan tangan usil beberapa kakak kelasnya yang gemas saat melihat wajah polosnya, saat seperti itu Alya hanya mampu mengerucutkan mulutnya untuk memperlihatkan ketidak sukaan atas tindakan mereka, namun dengan raut wajah seperti itu justru Alya kecil semakin terlihat lebih mengemaskan. alya memang terlihat 1 atau 2 tahun lebih muda
dari umurnya.

"Froogy aku takut"

Alya terdiam sesaat dan menyandarkan pipi tembemnya pada punggung Froogy yang masih berada di pundaknya.

"froooogggg"

Katak itupun berbunyi seolah-olah mengetahui kerisauan hati Alya. Gadis itu kembali melangkahkan kakinya saat ia sudah menyadari keadaan sekeliling sudah semakin sepi. Alya hanya mampu melihat beberapa siswa yang sepertinya satu angkatan dengannya, yeah dengan pakayan serba baru lalu berjalan sambil terkagum-kagum sudah dipastikan bahwa itu adalah siswa baru Alya memejamkan matanya. Ia membiarkan angin yang pelan-pelan menerpa wajahnya dan berusaha untuk mendengarkan dengan seksama. Suara-suara alam yang bergabung dan menciptakan sebuah simfoni yang menurutiswa nya indah. Alya mencoba mengusir rasa taut dalam benaknya. Gadis kecil yang kelahiran Mexico 22 Januari tahun 1962 itu hanya melihat satu anak perempuan siswi baru yang berambut pirang sepingang, anak laki-laki berwajah tampan namun, ekspresinya dingin sepertinya siswa baru juga dan seoang laki-laki yang berjalan di belakangnya sepintas alya memperhatikan laki-laki itu kelihatan lebih ramah dari pada laiki-laki yang berjalan di depannya.

"FROOOOGG..."

"Ada apa Froogy? kau sudah lapar?"

Alya mengerlingkan senyum manisnya pada binatang berlendir itu, menghentikan sesaat kakinya dan tampak berbicara berbisik pada pada Froogy

"Aku juga lapar"

"FROOGG"

"FROOOG"

"FROOG"

Alya membuang senyumnya dan mulai mengerutkan keninggnya, wajah imutnya memperlihatkan ekspresi ketidak sukaan, seolah-olah gadis itu mengetahui apa yang ada dalam benak Froogy, seolah-olah Alya kecil mampu menerjemahkan maksud Froogy.

"O'Ow...No Froogy....DONT"

Kata Alya setengah berbisik sampil memalinhgkan wajahnya kearah frogy dengan cepat

"FROOGGG"

"You wont dear Froogy...and Please dont..."

Sesekali gadis yang kelahiran dari keluarga pure blood itu melemparkan pandangannya pada gadis yang beberpa langkah berjalan di hadapannya, gadis berambut pirang yang panjang dan anggun tentu saja.

"FROOOGGGG"

Froogy meloncat dari bahu Alya
"Froogy dont"

Alya mencoba menangkap froogy, namun binatang hijau itu jauh lebih lihai Froogy melambung keudara sesaat, lalu mendarat dengan pendaratan sempurna diatas kepala gadis pirang itu pak seperti seorang pesenam.

"Ow NO..."
Alya berkomentar kecil, seolah-olah mengatahui apa yang akan dilakukan gadis pirang itu.

"Aaa....TIDAK...."

Gadis pirang itu berteriak

"Sudah kuduga" Alya mengumam.

Alya hanya mampu menghembuskan nafas, dan mencoba berjalan lebih cepat untuk mengambil froogy dari kepala anak perempuan berambut pirang, yang sampai saat ini masih menjerit histeris. Gadis yang kelihatannya jijik sekali dengan Froogy itu tidak melakukan apapun selain menjerit histeris.

Namun belumlah sampai pada pada anak perempuan itu, anak laki-laki yang berambut ikal berwajah tampan, namun dingin itu menghempaskan froogy dari kepala anak perpempuan itu dengan kasar, anak laki-laki itu menepisnya dengan kencang menggunakan tangan kanannya dan kini giliran Alya Yang berteriak histeris

"NO...FROOOGY"

Saat itu juga warna wajah Alya menjadi merah padam, wajah polosnya berubah menjadi wajah sinis yang ia layangkan pada laki-laki yang menepis Froogy. Alya mendorong kuat-kuat anak laki-laki itu dengan kencang hingga keduanya tersungkur jatuh. sepintas Alya melihat Froogy yang masih melambung di udara, secepar sekian detik Alya langsung bangkit lalu mencoba menagkap Froogy, namun mustahil terkejar, hinga akhirnya, seseorang yang lebih dekat dengan Froogy melompat dan mengakap Froogy

"Huup"
Froogy aman dalam gengaman.


"Hey anak perempuan sinting apa yang kau lakukan... kau mau membunuhku" Kata pemuda yang masih tersungkur di lantai. Nada suaranya terdengar sangat marah, namun alya tidak memperdulikan pemuda itu, yang ia fikirkan hanyalah keselamatan Froogy. Froogy bukanlah hanya seekor katak bagi alya, tapi keluarga, hanya froogy yang menemaninya saat kedua orangtuanya sibuk di kementrian sihir, Froogy menjadi tempat sesagalanya untuk bercerita.
"Froogy" Alya memanggil lirih Froogy, namun Froogy hanya terdiam tak bergerak dalam genggaman tangan anak laki-laki yang berjalan di belakanngnya yang kini sudah dihadapannya. Froogy tak bergerak sama sekali, Alya tidak mampu menyentuh froogy, ia membiarkan pemuda itu mengenggam froogy

"Frogy bangun...aku mohon"
Suara Alya lirih, mata bulatnya sudah berkaca-kaca, bibirnya bergemetar

Di sisi lain anak perempuan itu masih saja berteriak histeris.

"DIAM"

Kata anak laki-laki yang tersungkur itu berteriak pada gadis pirang yang itu sambil mencoba berdiri, dan gadis itupun terdiam lalu berlali sambil menangis

"Sudahlah kau berlebihan, itu hanya katak" kata anak laki-laki itu sambil berlalu, keliahatannya anak laki-laki itu mengurunkan niatnya untuk memarahi Alya saat melihat wajah mungil alya yang sedang sedih, wajahnya alya masih merah, kedua pipinya tampak lebih merah, anak laki-laki berambut ikal itupun berlalu sambil berkata "Sudahlah paling hanya pingsan"

Mendengar kata itu Alya langsung membalikan tubuhnya ke arah pemuda berambut ikal itu lalu mencopot sepatunya dan melemparkan kerah pemuda itu tepat dikepalanya

PLUKK

"Aww....Hey...." pemuda itu berbalik, diam sesaat memperhatikan wajah manis Alya lalu memungut sepatu pantovel alya lalu kembali melengos pergi sambil membawa sepatu Alya tanpa komentar apapun. Tangis Alya meledak, buliran air matanya melesat di pipi tembembenya, Alya menangis tersedu-sedu karna sedih akan froogy dan kesal pada anak laki-laki sinting itu. Alya kembali melepaskan sepatu sebelah kirinya dan kembali melepar pada arah anak laki-laki itu dan mengenai pungungnya. "Terimakasih kini aku punya satu pasang" kata anak itu polos lalu berlalu, begitu saja

Alya masih menagis tersedu-sedu kakinya hanya mengenakan kaus kaki berwarna merah jambu. Jengkel, marah, sedih, kesal semua tercampur aduk dalam hati Alya. Sumpah serapah yang dilayangkan pada pemuda itupun mulai terlapazkan dalam hatinya.

"Katakmu sudah sadar"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar