Rabu, 10 Februari 2010

Satu Titik

Satu Titik

Aku melihat warna itu biru,
Tapi kau melihatnya hijau
Aku melihat ombak itu indah,
Namun kau katakan ombak itu mengerikan

Aku mengatakan bunga itu buruk,
Namun kau mengatakan bunga itu bunga yang indah
Akankah kita bertemu?

Kita tak bisa sepaham,
karna kita melihat dari sudut yang berbeda.
sebelah kirimu adalah sebelah kananku.

Terkadang kupikir,
mengapa kita tak coba mengalah.
aku berdiri disampingmu,
atau kau berdiri di sampingku,
maka kita akan sama-sama melihat dari sudut yang sama.
hingga akhirnya,
indah bagiku, adalah indah juga bagimu.
Sayang itulah titik kita.. Satu Titik

4 komentar:

  1. Perbedaan justru membuat semua menjadi indah.
    Perbedaanlah yg membuat kita saling melengkapi terhadap yg lain.
    Perbedaan pula yg mengajarkan bagaimana kita saling menghargai.

    Aan, sumpah ini puisi yg bagus.... Terus berkarya ya. gw sangat menantikan tulisan2 berikutnya.


    -Anjar Titoyo-

    BalasHapus
  2. aduh....masa sich jar... koq justru an minder soalnya puisi2 anjar jauh lebih menyentuh dan urutan kata dalam kalimatnya top bgt...

    BalasHapus
  3. Banyak berlatih aja An, ntar lama2 juga terasah....


    -Anjar Titoyo-

    BalasHapus
  4. sipp jar...makasih yah,,,kritik dan sarannya di tunggu,,

    _aan-

    BalasHapus